Senin, 14 April 2014

Beban Dalam Pola Gambar Gunung Kembar



Beban Dalam Pola Gambar Gunung Kembar

Pola “gunung kembar” sering ditemukan di dalam gambar anak-anak, hal itu merupak kondisi umum yang sering ditenukan pada saat anak-anak menggambar. Pola “gunung kembar” maerupakan suatu pola dengan dua bidang yang luas, sehingga dalam proses pembuatan dengan menggunakan pola ini sulit ditaklukkan oleh anak-anak. Pola gambar tersebut menyiratkan bahawa terdapat dua ruang bidang gamabar yang penggarapannya melelahkan. Hal tersebut, karena seseorang harus berpikir cara mengisi lahan luas di depan penggambar hingga ujung kaki gunung. Disadari bahwa gunung dengan penggambar ada jarang yang amat luas, segngga penggambar harus mengisi banyak objek dalam dua bagian luas.
Pemecahan masalah ang lazim dalam pola “gunung kembar” adalah menumpatkan jalan lurus atau berkelok (pola wajib dalam pola “gunung kembar”), bagaian kiri diisi dengan gambar petak-petak sawah atau tegalan jarang, dan bagian kanan ruang berair sejenis danau atau laut. Pola ini bisa juga untuk mengisi bagaian kiri dan kanan dengan tegalan, bagian tengah dengan lahan berair.
Bagi anak-anak sekolah TK dan SD kelas rendah mengisi pola “gunung kembar” dengan tegalan berupa satu rumah, satu pohon besar (pohon kayu atau kelapa), satu orang, dan vas bunga. Sedangkan anak-anak kelas 5 dan 6, remaja SMP dan SMA, dibebani dengan keharusan untuk mengisi objek gambar yang rasional. Beban itulah yang sering dikelukan oleh anak-anak dan remaja dari awal mreaka mulai menggambar dengan pola “gunung kembar”.
Pola pikir ruang telah mengikuti pola pikir teori gambar perspektif, salah satunya anak-anak sudah dapat mengatasi pola gambar “gunung kembar”. Dalam mengatasi kedala pola gambar “gunung kembar” anak-nak menemukan bahwa objek yang dekat dengan pengambar ukurannya besar, seihingga dapat menutupi sebagian ruang gambar. Sedangkan gambar objek lainnya jauh dari penggambar, dibuat dengan ukuran lebih kecil, dan sebagian terhalang yang lebih dekat posisinya. Objek-objek tesebut disusun dengan cara berjejer dan saling menghalangi. Selain itu, objek yang ditemukan di atas, ditemukan pila cara perebahan yang khas pada gambar anak-anak. Contohnya, objek jalan yang digambar oleh anak-anak, gambar pohon, tiang listrik, rumah, atau objek lainnya direbahkan ke arah sisi jalan baik ke kanan maupun ke kiri. Selain itu, pada saat anak-anak mengambar sebuah lapangan atau kolam dengan dasar gambar segi empat, objek tersebut digambarkan rebah keempat arah sisi bentuk segi empat objek. Bagi anak dan remaja kebanyakkan mengalami kesulitan menggunakan pola gambar perspektif burung. Gambae perspektif burung adalah semua objek digambar dengan posisi pengambar dari arah atas. Pola yang sering ditemukan pada gambar anak-anak dan remaja sebagai bentuk penaklukan ruangan perspektifis. Pola susun biasanya digunakan dalam lukisan tradisional. Pola susun menggambarkan objek-objek disusun berderet ke arah bidang atas. Dalam penempatan objek pada pola susun berdasarkan jarang pengambar, yaitu objek yang jauh ditempatkan lebih di atas.
Beban yang dihadapi oleh siswa dengan menggunakan pola gambar “gunung kembar” yang harus menjadi perhatian orang tua dan guru. Karena anak-anak dalam mengadapi bidang gambar dengan menggunakan pola gambar “gunung kembar”, mreka harus mengisi penuh atau mengsi banyak objek pada bidang gambar, disamping itu anak-anak memiliki keterbatasan imajnasi dalam menggambar suatu objek. Untuk menghadapi permasalahan tersebut dengan cara mengenalkan pola perspektif objek pada anak-anak. Pola perspektif objek menganggap bahwa benda-benda yang di alam tidak berposisi sama dan objek-objek selalu menampati ruang yang berbeda.  Contohnya menggambar alam, sebaiknya menlihat langsung alamnya. Menggambar menggunakan imajinasi tidak dapat berjalan selaras dengan pertimbangan rasaio. Hal tersebut, dapat menjadi beban bagi anak-anak dan remaja. Orang tua atau guru tidak bertanya tentang gambar yang akan dibuat anak, karena itu dapat menjadikan beban bagi anak.

Tegalan yang luas, dalam pola gambar “gunung kembar”, menjadi beban tersendiri bagi anak-anak yang telah dikuasai pertimbangan rasionya.


Bagian lahan berair menjadi pilihan yang dianggap aman untuk mengsi ruang gambar luas, disamping tegalan yang rimbun.



Gambar jalan dalam pola gambar “gunung kembar” menjadi objek wajib.

Pola gambar perspektif burung, penggambar berada di posisi atas.

Objek yang dekat dengan penggambar secara benar (menurut rasio), sementara objek lainnya masih diposisikan sesuai imajinas penggambar.

Petak-petak sawah dan vas bunga menjadi penting, sehingga ukurannya (secara rasio) lebih besar dari objek lain, misalnya rumah.

Kesadaran perspektif mulai tampaj lebih dominan. Penempatan objek sesuai dengan posisinya, tetapi beban tegalan menjadi beban dominan.
Meniru lingkungan, mengubah beberapa bagian gambar yang dibuat anak-anak.

Pola perebahan objek gambar mengikuti arah bidang gambar, misalnya jalan, penggambaran kendaraan dan sebagaian pohon yang ada dipnggir jalam, sangat dominan dibanding rasio.

Daftar Pustaka
Suryana, Jajang. 2010. Beban Dalam Pola Gambar Gunung Kembar. . Diunduh pada tanggal 14 Maret 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar