Minggu, 08 Juni 2014

Menggambar dengan Teknik “Cetak Tinggi”

  


Menggambar dengan Teknik “Cetak Tinggi”

Teknik cetak ditemukan oleh Johannnes Gutenberg di Mains, Jerman pada tahun 1440. Segel dan bulatan segel yang pengerjaannya menganut prinsip serupa dengan cetak blok sudah dikenal di Cina berabad-abad sebelum Gutenberg lahir dan suatu bukti menunjukkan bahwa di tahun 868 Masehi sebuah buku cetakan sudah ditemukan orang di Cina. Teks dan gambar diukirkan pada sekeping papan, tanah liat atau logam, kemudian acuan/ stempel itu ditintai, ditumpangi selembar kertas (papyrus) yang kemudian ditekan sehingga tinta dari stempel berpindah ke permukaan kertas. Gutenberg dengan  penemuannya di bidang huruf cetak yang bisa bergerak. Dalam hal serupa sudah diketemukan di Cina sekitar pertengahan abad ke-11 Masehi oleh seorang bernama Pi-Sheng, karakter jenis yang dikembangkan dari tanah liat dikeraskan tetapi tidak secara total sukses. Di pertengahan tahun 1200 Masehi, karakter sejenis dari metal (perunggu) telah dikembangkan di China dan Jepang, teks yang dikenal yang paling tua mencetak dari jenis metal ini sampai tahun 1397. Pada tahun 1440 Masehi, jenis yang kasar dikembangkan di Dunia Timur, Gb. Johannes Gutenberg Johannes Gutenberg memperkenalkan kepada film koboi/ buku koboi. Gagasan Gutenberg adalah penggunaan huruf-tunggal yang diukirkan pada kayu yang kemudian berkembang menjadi ukiran pada bahan logam. Gutenberg telah berhasil melakukan macam-macam penyempurnaan. Misalnya, dia mengembangkan metal logam campuran untuk huruf cetak, menuangkan cairan logam untuk huruf cetak blok secara tepat dan teliti, minyak tinta cetak serta alat penekan yang diperlukan untuk mencetak. Setiap huruf dan tanda-tanda harus diukir pada sebatang besi secara terbalik,yang sebelah kiri sebuah matris menjadi sebelah kanan, stempel besi ini menjadi alat penakik yang diketukkan pada selembar lempengan tembaga yang akan menjadi acuan/matris. Matris ini kemudian ditempatkan pada alat pengecoran (dikerjakan dengan tangan). Konstruksi alat pengecoran ini sederhana namun praktis sekali. Bahan metal yang dipakai untuk dicor adalah timah putih, antimony, dan timah hitam. Huruf-huruf hasil cor ini cukup cermat dipakai untuk menyusun.
Cetak tinggi merupakan salah satu proses kegiatan mencetak seni grafis yang memanfaatkan bentuk yang paling tinggi yang berasal dari plat klise untuk menghasilkan bentuk karya berupa gambar. Acuan cetak tinggi itu serupa dengan panel ukiran atau panel relief. Oleh sebab itu, cetak tinggi disebut juga cetak relief. Acuan cetak tinggi dibuat dari bahan-bahan keras dan lunak. Cetak tinggi atau cetak timbul merupakan proses mencetak dengan memanfaatkan bagian yang paling tinggi dari alat cetak. Contoh alat cetak tinggi adalah stempel. Hasil cetakan stempel berasal dari tulisan atau gambar yang timbul pada stempel.


                                                  




  Cap














                                           Acuan Tinggi  


     
                       Permukaan datar










  








Dalam pendidikan seni, kegiatan mencetak oleh siswa. Bahan sederhana itu antara lain adalah umbi-umbian, wortel, kentang, pelepah pisah, dan tinta/cat. Peralatan cukilnya pun sederhana, yaitu pisau/cutter dan bantalan tinta.
Pelepah pisah menjadi salah satu bahan dalam menggambar dengan teknik cetak tinggi. Kerana pelepah pisang sudah bertekstur uncuk menjadi cap. Dengan memenfaatkan tekstur dari pelepah pisah dapat menghasilkan cetakakan yang bagus. Pohon yang mempunyai tekstur yang sama dengan pelepah pisang dapat digunakan sebagai bahan dalam menggambar dengan teknik cetak tinggi.
Proses menggambar dengan teknik cetak tinggi adalah sebagai berikut.
1.      Buat sketsa gambar terlebih dulu pada acuan cetak.
2.       Cukil dan pahatlah dengan pahat grafis atau pahatcoret. Artinya, bagian yang tidak boleh terkena tinta dibuang.
3.      Tuangkan tinta pada bantalan tinda.
4.       Beri tinta pada permukaan acuan cetak.
5.      Letakkan acuan cetak di atas kertas.
6.      Angkat acuan cetak perlahan-lahan dari permukaan kertas.
7.      Hasil karya yang dibuat dapat terselesaikan.


Menggambar dengan teknik cetak tinggi yang saya buat adalah gambar burung merak. Ceritanya burung merak itu memiliki warna dasar bulu merak berwarna biru dan memiki warna bulu ekor merak berwana-warni, yakni terdiri dari warna biru, merah, ungu, hijau, dan kuning. Warna-warni bulu merak memperindah buruk merak itu sendiri dan memiliki pesona tersendiri. Burung merak ini sedang berjalan-jalan di sebuah taman yang berisi tanaman bunga dan tanaman hias yang menggantung yang memiliki bentuk-bentuk yang unik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar